Rabu, 15 Juni 2016

ANALISIS SINTAKSIS



ANALISIS STRUKTUR KALIMAT TUNGGAL KARYA EKA KURNIAWAN KUMPULAN CERPEN “Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi”

Oleh
Wanda Eka Putri
11140130000058

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Abstract

The problem of this research is how the structure of a single sentence in a collection of short stories entitled "Women Broken Heart Back Finding Love Through A Dream" Eka Kurniawan creation. The purpose of this study to describe the structure of a single sentence based on a form of short stories collection "Woman Broken Heart Back Finding Love Through A Dream". This study used descriptive qualitative method is a method that gives attention to scientific data, the data in relation to the context of its existence. Based on the analysis in a single sentence types Short Story "Woman Broken Heart Back Finding Love Through A Dream", there are some that were examined are: verbal predicate sentence, the sentence adjektival predicated, predicated nominal sentence, the sentence numeral predicated, predicated sentences prepositional phrase. In addition based on its type, a single sentence sentence also has expansion there are some in the review primarily namely: information elements, the elements vocative, and construction apposition.

Keywords: Sentence Structure, Sentence Single, Short Story

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang dimiliki oleh manusia. Komunikasi yang digunakan bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Bahasa dibentuk oleh kaidah, aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah aturan dan pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat dan tata makna.[1]
Kalimat merupakan salah satu kajian bidang sintaksis. disamping itu, sintaksis juga mengkaji masalah frase dan klausa. Kedua hal terakhir ini tidak bisa dipisahkan pembicaraanya dari kalimat. Istilah Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, Yaitu Sun yang berarti ‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata atau kelompok kata menjadi kalimat. Disamping uraian tersebut, banyak pakar memberikan definisi mengenai sintaksis ini. Ramlan mengatakan, bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, frase.[2]
Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar yang umumnya berupa klausa, kata penghubung jika ada, dan intonasi final. dalam bahasa tertulis intonasi final ini dinyatakan dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).[3]
Kalimat menurut bentuknya struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk[4]. Kalimat tunggal atau kalimat sederhana yaitu setiap kalimat mengandung satu subjek dan satu predikat. kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas.

B.     Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah yang diteliti pada Jurnal ini adalah Analisis Struktur Kalimat Tunggal Dalam Kumpulan Cerpen Karya Eka Kurniawan “Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi”. Dalam pembahasan kali ini penulis akan memfokuskan analisis kalimat berdasarkan struktur atau bentuk kalimat tunggal yang terdapat pada cerpen Eka Kurniawan.

C.    Metode
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Metode kuantitatif deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini menggambarkan kata dan kalimat dalam cerpen yang di analisis. Teknik yang digunakan dalam meneliti adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak, catat. Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi teoritis. Trianggulasi teoritis digunakan dalam membahas permasalahan yang dikaji dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap.[5]

D.    Kerangka Teori
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh di perluas dengan satu atau unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru.[6]
Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan alat. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud pendek, tetapi juga dapat berwujud panjang.[7]

E.     Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang teleh dilakukan sebelumnya dengan mengangkat tema yang serupa atau hampir serupa. Penelitian ini berfungsi untuk memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Pertama, jurnal dengan judul “Struktur Kalimat Dalam Teks Anekdot Pada Surat Kabar Tempo Edisi November 2014”. Penelitian ini dilakukan oleh Gita Andriana mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tahun 2015. Tujuan peneliatn Gita adalah mendeskrisikan struktur kalimat yang berfokus pada bentuk dan maknanya di teks Anekdot untuk selanjutnya di implikasikan kedalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Persamaan penelitian Gita dengan peneliti ini terletak pada persamaan objek yang dikaji yaitu berdasarkan teks juga penelitian ini mengkaji struktur kalimat yang memfokuskan pada kalimat tunggal sedangkan penelitian yang dikaji oleh Gita yaitu analisis struktur kalimat secara umum yang mengkaitkan kalimat tunggal dan kalimat Majemuk.
Kedua, jurnal dengan judul “An Analysis of the Problem-Causing Structures of Simple Sentences for Turkish University Students”. Penelitian ini dilakuakan oleh Prof. Dr. Mehmet Demirezen dari Universitas Departemen Bahasa Asing Pendidikan Turki  pada tahun 2012. Jurnal ini meneliti tentang kalimat sederhana atau kalimat tunggal dalam komunikasi tertulis dan lisan. kalimat datang dalam berbagai bentuk, gaya, dan ukuran dalam ucapan lisan dan tertulis seperti kalimat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat majemuk kompleks.


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kalimat Tunggal
Unsur-unsur pembentuk kalimat yang berupa kata atau frasa dapat diperikan berdasarkan fungsi gramatikalnya (seperti subjek, predikat, atau objek) berdasarkan kategori gramatikalnya atau jenis katanya (seperti kata benda, kata kerja, atau kata sifat), atau berdasarkan peran gramatikalnya (seperti pelaku, penderita, atau penerima).[8]
Subjek adalah bagian dari klausa yang mengacu pada informasi yang dinyatakan oleh pembicara. Subjek itu berupa kata benda atau frasa benda letaknya diawal klausa dan di depan predikat. Predikat adalah bagian dari klausa yang memberikan informasi tentang subjek. Sebagian besar predikat berupa kata kerja atau frasa kerja letaknya ada diantara subjek (di sebelah kirinya) dengan objek (di sebelah kananya). Objek adalah bagian dari klausa yang terkena oleh tindakan yang disebut didalam predikat. Pelengkap adalah bagian dari klausa yang mengikuti atau yang melengkapi predikat sehingga membuat sebuah klausa menjadi lengkap.
Unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap merupakan unsur inti kalimat, sedangkan keterangan dianggap sebagi unsur periferal, unsur yang di luar inti. Keterangan adalah bagian dari klausa yang menjelaskan jenis tindakan yang dinyatakan oleh prediakat. Biasanya keterangan berupa kata keterangan. dibandingkan dengan bagian klausa yang lainya, keterangan lebih bersifat luwes dalam arti bahwa ia dapat menempati posisi awal, tengah, atau akhir klausa.
Setiap kalimat yang mengandung satu sujek dan satu predikat seperti itu termasuk dalam kelompok kalimat sederhana atau tunggal.[9] Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan alat. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud pendek, tetapi juga dapat berwujud panjang.[10]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Taktransitif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Pengemis itu merancaukan sesuatu[11]
 S(FN)                       P(FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek dan predikat dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong klausa verbal aktif karna terdapat kata merancaukan yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah satu kesatuan dari kalimat tunggal.
Analisis jenis kalimat tunggal ini dikaji berdasarkan bentuk kalimat, ada beberapa yaitu:(1) kalimat berpredikat verbal, (2) kalimat berpredikat adjektival, (3) kalimat berpredikat nominal, (4) kalimat berpredikat numeral, (5) kalimat berpredikat frasa preposisi.

1.    Kalimat Berpredikat Verbal
Kalimat tunggal berpredikat verba dalam bahasa Indonesia lebih bervariasi.Kalimat berpredikat verbalhanya dibagi manjadi tiga macam: (1) kalimat taktransitif, (2) kalimat ekatransitif, dan (3) kalimat dwitransitif (4) kalimat pasif. Kalimat berpredikat verba semitransitif yang objeknya hadir disebut kalimat ekatransitif, dan yang objeknya tidak hadir disebut kalimat taktransitif. Disamping itu, tentu saja terdapat kalimat dengan verba pasif. Verba ada mempunyai ciri khusus, yaitu dapat menghasilkan kalimat yang urutan fungsinya terbalik. Berikut adalah pembahasan untuk tiap tipe kalimat tersebut.
a.) Kalimat Taktransitif
Kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap hanya memilii dua unsur fungsi wajib, yaitu subjek dan predikat. Pada umumnya, urutan katanya adalah subjek-predikat. Kategori kata yang dapat mengisi fungsi predikat terbatas pada verba taktransitif (intransitif) seperti halnya dengan kalimat tunggal lainnya, kalimat tunggal yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap juga dapat diiringi oleh unsur tak wajib, seperti keterangan tempat, waktu, cara, dan alat. Berikut ini beberapa contoh kalimat verbal yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap dengan unsur tidak wajib diletakkan dalam kurung.[12]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Taktransitif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Ia sedang melamun[13]
S           P(FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek dan predikat dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong klausa verbal intransitif frasa verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja kalimat tersebut tidak memiliki pelengkap yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal taktransitif.
b.) Kalimat Ekatransitif
Kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat dalam kalimat ekatransitif adalah verba yang digolongkan dalam kelompok verba ekatransitif. Karena itu, kalimat seperti itu di sebut pula kalimat ekatransitif. Dari segi makna, semua verba ekatransitif memiliki makna inheren perbuatan. Berikut ini beberapa contoh kalimat ekatransitif.[14]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Ekatransitif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Ia  mengangkat telpon[15]
S       P(FV)          O
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek, predikat dan objek dalam satu klausa dan klausa tersebut tergolong klausa verbal aktif, kalimat tersebut juga tidak memiliki pelengkap yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal ekatransitif.
c.)  Kalimat Dwitransitif
Seperti kita telah ketahui, bahwa ada verba transitif dalam bahasa indonesia yang secara semantis mengungkap hubungan tiga wujud. Dalam bentuk aktif, maupun itu masing-masing merupakan subjek, objek, dan pelengkap. Verba itu dinamakan verba dwitransitif[16]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Dwitransitif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Raya sedang mencarikan anjingnya makanan[17]
S(FN)       P(FV)                   O           PEL
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek, predikat, objek, dan pelengkap dengan bentuk kalimat yang aktif dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong klausa verbal aktif, yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal dwitransitif.
d.) Kalimat Pasif
Pegertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal , yaitu (1) macam verba yang menjadi predikat, (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang dipakai[18]. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelakuatau aktor, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita.[19]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Pasif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Ia melihat lelaki itu[20]
S    P(FV)    O
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek, predikat dan objek dengan bentuk klausa verbal pasif dalam satu klausa yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal pasif.

2.    Kalimat Berpredikat Adjaktival
Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berpredikat adjektiva atau frasa adjektival, kalimat yang predikanya adjektival sering juga dinamakan kalimat statif. Kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan subjek dari predikatnya.[21]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Taktransitif seperti dalam kutipan dibawah ini :
Hanna adalah seorang istri muda[22]
             S(FN)                          P(F.Adj)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek dan predikat dalam satu klausa yang memiliki kata adalah yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal berpredikat adjektival.

3.    Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia terdapat kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronomina) atau frase nominal. Dengan demikian, keadaan nomina atau frase nominal yang dijejerkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi. Syarat untuk kedua unsur itu penting karena jika tidak dipenuhi, maka jejeran nomina tadi akan membentuk kalimat.[23]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Nomina seperti dalam kutipan dibawah ini :
Si lelaki membunuh perempuan itu[24]
  S(FN)       P(FV)           O    
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki subjek, predikat dan objek yang terpenuhi dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong kedalam klausa verbal aktif yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal berpredikat nomina.

4.    Kalimat Berpredikat Numeral
Selain macam-macam kalimat yang predikatnya berupa frase verbal, adjektival, dan nominal yang telah dibicarakan, ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya berupa frase numeral.[25]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Numeral seperti dalam kutipan dibawah ini :
Mungkin hanya ada dua atau tiga bebek di satu pegunungan[26]
                        (FV)                       (FN)         (FN)
Dalam kutipan cerpen tersebut terdapat kata numeral dalam satu klausa, klausa tersebut terdapat kata di satu pengunungan tergolong kedalam klausa depan yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal berpredikat numeral.

5. Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Kalimat bahasa Indonesia dapat berpredikat frasa preposisional. Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat Tunggal Frasa Preposisional seperti dalam kutipan dibawah ini :
Uang itu untuk Martha[27]
   (FN)               (FN)
Dalam kutipan cerpen tersebut terdapat kata untuk yang termasuk dalam frasa preposisional dalam satu klausa, klausa tersebut pula tergolong dalam klausa depan yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal berpredikat frasa preposisional.

B. Perluasan Kalimat Tungggal
Kalimat-kalimat pada umumnya hanya terdiri atas unsur fungsi wajib seperti subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Pada kenyataanya kalimat sering terdiri bukan hanya atas unsur wajib, melainkan juga atas unsur tidak wajib. Dari segi struktur, kehadiran unsur tidak wajib itu membuat inforrmasi yang terkadang dalam kalimat menjadi lebih lengkap. Perluasan kalimat tungggal itu dapat dilakukan dengan penambahan (1) unsur keterangan, (2) unsur vokatif, dan (3) kontruksi aposisi.[28]

1. Keterangan
Pada umumnya kehadiran keterangan dalam kalimat tidak wajib sehingga keterangan diperlakukan sebagai unsur tidak wajib. Artinya, bahwa tanpa keterangan pun kalimat telah mempunyai makna mandiri. Dalam bahasa Indonesia, lazim dibedakan sembilan macam keterangan yakni keterangan (a) waktu, (b) tempat, (c) tujuan, (d) cara, (e) penyertaan, (f) alat, (g) pembanding atau kemiripan, (h) sebab, dan (i) kesalingan.[29]
a)      Keterangan Waktu
Keterangan waktu membedakan informasi mengenai saat terjadinya suatu peristiwa. Fungsi keterangan itu diisi oleh berbagai bentuk (a) kata tunggal, (b) frase nominal, dan (c) frase preposisional. Pada umumnya, keterangan waktu dilektakan dibagian belakang kalimat, tetapi dapat pula dibagian tengah atau depan. Keterangan waktu yang berbentuk kata tunggal mencakup kata, seperti: pernah, sering, selalu,kadang-kadang, biasanya, kemarin, sekarang, besok, lusa, tadi, dan nanti. Keterangan waktu yang berbentuk frase nominal dapat berupa pengulangan kata, seperti pagi-pagi, malam-malam, siang-siang dan sore-sore atau gabungan lain, seperti sebentar lagi, kemarin dulu, dan tidak lama kemudian.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan waktu seperti dalam kutipan dibawah ini :
Besok lusa Hanna akan pulang[30]
     KET      (FN)          (FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan waktu dalam satu klausa yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan waktu.
b)      Keterangan Tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Preposisi yang dipakai antara lain di, ke, dari, sampai, dan pada. Sesudah preposisi itu terdapat kata yang mempunyai ciri tempat, seperti disini, disana, disitu, dari sini, ke mana, dari situ, dan sebagainya.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan tempat seperti dalam kutipan dibawah ini :
Aku mau pergi ke Afganistan[31]
 S               P          KET
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan tempat dan tergolong dari klausa depan dalam satu klausa yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan tempat.
c)      Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan  yang menyatakan arah, jurusan, atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan selalu dalam bentuk frase preposisional dan preposisi yang dipakai adalah demi, bagi, gunu, untuk, dan buat.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan tujuanseperti dalam kutipan dibawah ini :
Suaranya lebih ditunjukan untuk kotak suara [32]
  (FN)           (FV)                            (FN)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan tujuan dalam satu klausa yang menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan waktu.
d)     Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan jalannya suatuperistiwa berlangsung. Kata tunggal yang menyatakan cara sebagi manyatakan kekerapan adalah, misalnya seenaknya, semaunya, secepatnya, sepenuhnya, dan sebaliknya.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan cara seperti dalam kutipan dibawah ini :
Ia akan kembali secepatnya[33]
S           P(FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan cara dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong dalama klausa aktif dan terdapat kata secepatnya menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan cara.
e)      Keterangan Penyertaan
Keterangan penyertaan adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu perbuatan. Kecuali untuk kata sendiri yang dapat berdiri tanpa iringan kata lain, semua keterangan penyerta dibentuk dengan menggabungkan preposisi dengan, tanpa, atau, bersama dengan kata atau frase tertentu.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan penyertaan seperti dalam kutipan dibawah ini :
Aku tak lagi bisa tinggal dengan mu[34]
S(FN)        (FV)                  (FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan penyertaan, serta terdapat frase verbal negatif dalam satu klausa dan terdapat kata dengan menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan penyertaan.
f)       Keterangan Alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Keterangan alat selalu berwujud frase preposisional dengan memakai preposisi dengan atau tanpa.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan alat seperti dalam kutipan dibawah ini :
Seorang perempuan memoleskan bibirnya dengan gincu merah[35]
     S(FN)                 P(FV)         O                  Pel(FN)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan alat dalam satu klausa, klausa tersebut tergolong dalam klausa aktif dan terdapat preposisi dengan menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan alat.
g)      Keterangan Pembanding
Keterangan pembanding atau kemiripan adalah keterangan yang  menyatakan keterangan atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian atau perbuatan yang lain.Wujud keterngan itu selalu berbentuk frase dengan preposisi seperti laksana, seperti, atau sebagai.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan pembanding seperti dalam kutipan dibawah ini :
Bahkan ia dungu seperti anak kucing.[36]
              (F.Adj)                   (FN)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan pembanding dalam satu klausa dan terdapat kata seperti menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan pembanding.
h)      Keterangan Sebab
Keterangan sebab adalah keterangan yang menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu keadaan, kejadiaan atau perbuatan yang lain. Wujud keterangan itu selau frase dengan preposisi karena, sebab, atau akibat.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan sebab seperti dalam kutipan dibawah ini :
Bahkan lebih buruk lagi karena kadang membayar lebih sedikit[37]
                  (FV)                                        (FV)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan sebab dalam satu klausa dan terdapat kata karena menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan sebab.
i)        Keterangan Kesalingan
Keterangan kesalingan adalah keterangan yang menyatakan bahwa suatu perbuatan di lakukan secara berbalas. Wujud keterangan kesalingan yaitu satu sama lain atau saling adalah tegar dan umumnya diletakkan di sebelah kiri verba atau di bagian akhir kalimat.
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan kesalingan seperti dalam kutipan dibawah ini :
Mereka selau bertengkar satu sama lain[38]
S(FN)           P(FV)    
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki keterangan kesalingan dalam satu klausa dan terdapat kata satu sama lain menujukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal keterangan kesalingan.

2. Nomina Vokatif
Nomina vokatif adalah konstituen tanbahan dalam ujaran berupa nomina atau frase nominal yang menyatakan orang yang disapa. unsur vokatif itu bersifat manasuka, dan letaknya dapat di awal, tengah, atau di akhir kalimat.[39]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan seperti dalam kutipan dibawah ini :
Ku harap tuan berjumpa perempuan manis[40]
S(FV)                 P(FV)           O(F.Adj)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki nomina vokatif dalam satu klausa dan terdapat kata tuan menyatakan orang yang disapa dari kalimat tersebut adalah kalimat tunggal nomina vokatif.

3. Aposisi
Kalimat tunggal dapat pula diperluas dengan cara menambahkan unsur-unsur tertentu yang beraposisi dengan salah satu unsur kalimat biasanya unsur nominal yang ada. Aposisi adalah penjelasan atau keterangan pengganti yang menggantikan unsur yang ada di depannya, baik unsur S, P, O, K, maupun Pel. Karena itu, aposisi disebut juga keterangan pengganti. Aposisi dapat berupa kelompok kata, dapat jugaberupa kalimat, dengan yang sebagai subjeknya. Dua unsur kalimat tersebut beraposisi juka kedua unsur itu sederajat dan mempunyai acuan yang sama atau paling tidak, salah satu mencakup acuan unsur lainya.[41]
Dalam kumpulan cerpen Eka Kurniawan terdapat kalimat keterangan seperti dalam kutipan dibawah ini :
Nuno adalah suami Raya yang sangat benci benci anjing[42]
S(FN)              (FN)                           (F.Adj)
Dalam kutipan cerpen tersebut memiliki apositif dalam satu klausa, apositif disini menujukan dua unsur kalimat tersebut memiliki aposisi kedua unsur tersebut sederajat dan mempunyai acuan yang sama atau paling tidak, salah satu mencakup acuan unsur lainya, bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tunggal apositif.


Simpulan
1.      Kalimat menurut bentuknya struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh di perlus dengan satu atau unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru.
2.      Analisis jenis kalimat tunggal ini dikaji berdasarkan bentuk kalimat, ada beberapa yaitu: kalimat berpredikat verbal, kalimat berpredikat adjektival, kalimat berpredikat nominal, kalimat berpredikat numeral,  kalimat berpredikat frasa preposisi.
3.      Kalimat tunggal memiliki perluasan kalimat yaitu: unsur keterangan, unsur vokatif, dan kontruksi aposisi.

Daftar Pustaka
Putrayasa Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandung : PT Refika Aditama.
Keraf Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores : Nusa Indah
Efendi, S dkk.2015. Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tarmini Wini. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandar Lampung  : Universitas Lampung.
Alwi Hasan. 2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kurniawan Eka. 2015.Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi. Yogykarta: PT Bentang Pustaka.


[1] Andriani, (2015), “Struktur Kalimat Dalam Teks Anekdot Pada Surat Kabar Tempo edisi November 2014”, ( Bandar Lampung : Universitas Lampung), hlm.2

[2] Ida Bagus Putrayasa, 2010, Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran), (Bandung : PT Refika Aditama), hlm.1
[3]S. Efendi, dkk. Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya), hlm.237
[4] Wini Tarmini, 2012, Sintaksis Bahasa Indonesia,(Bandar Lampung  : Universitas Lampung), hlm.63
[5] Andriani, Op.Cit., hlm.6
[6] Gorys Keraf, 1984, Tata Bahasa Indonesia, (Flores : Nusa Indah), hlm.152
[7] Hasan Alwi, 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka), hlm.338

[8] Efendi, Op.cit., hlm.242
[9] Efendi, Op.cit., hlm.241
[10] Alwi, Op.Cit., hlm.338
[11] Eka Kurniawan, 2015, Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, (Yogykarta: PT Bentang Pustaka), hlm.4
[12] Putrayasa, Op.cit., hlm.27
[13]Kurniawan, Op.Cit., hlm.6
[14] Alwi, Op.Cit., hlm.341
[15]Kurniawan, Op.Cit., hlm.3
[16] Alwi, Op.Cit., hlm.342
[17]Kurniawan, Op.Cit., hlm.105
[18] Putrayasa, Op.Cit., hlm.33
[19]Ibid. hlm.33
[20]Kurniawan, Op.Cit., hlm.78
[21]Putrayasa, Op.Cit., hlm.37
[22]Kurniawan, Op.Cit., hlm.57
[23] Alwi, Op.Cit., hlm.350
[24]Kurniawan, Op.Cit.,hlm.78
[25]Putrayasa, Op.Cit., hlm.40
[26]Kuniawan, Op.Cit., hlm.112
[27] Kurniawan, Op.Cit., hlm.102
[28] Putrayasa, Op.Cit., hlm.41
[29] Alwi, Op.Cit, hlm.366
[30]Kurniawan, Op.Cit., hlm.58
[31]Ibid. hlm.165
[32]Ibid. hlm.134
[33]Ibid. hlm.59
[34]Ibid. hlm.147
[35]Ibid. hlm.14
[36]Ibid. hlm.71
[37]Ibid. hlm.20
[38]Ibid. hlm.100
[39] Putrayasa, Op.Cit., hlm.51
[40]Kurniawan, Op.Cit., hlm.6
[41] Putrayasa, Op.Cit., hlm.52
[42]Kurniawan, Op.Cit., hlm.109

Tidak ada komentar:

Posting Komentar