ANALISIS ALIH KODE DALAM CERAMAH K.H JUJUN JUNAEDI BERJUDUL
“Miras dan Dampak Terhadap Lingkungan
Bermasyarakat”
Oleh
Wanda
Eka Putri
11140130000058
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Abstrak
Penelitian ini
difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan Alih Kode, alih kode sendiri tergolong dalam
cakupan ilmu sosiolinguistik yang menganalisis permasalahan berbahasa yang ada
dalam masyarakat dimana terjadi kontak bahasa. Alih kode erat kaitannya dengan
dwibahasa atau penguasaan bahasa lebih
dari satu.Kasus yang diteliti ini penulis mengangkat permasalahan penggunaan
bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam ceramah K.H Jujun Junaedi yang
berjudul “Miras dan Dampaknya Terhadap
Lingkungan Bermasyarakat”. Jujun Junaedi adalah seorang penceramah yang berasal
dari daerah Garut Jawa Barat. Dia memiliki ciri khas yaitu ceramahnya yang
selalu menggunakan media bahasa sunda dan ditambah dengan tembang-tembangnya
yang sarat akan makna. Penelitian mengenai Alih kode dalam ceramah Jujun
Junaedi adalah dengan menggunakan metode analisis teks dari sebuah video yang
telah diunggah di Youtube. Penelitian Alih Kode ini pula menitik beratkan
terhadap bahasa yang digunakan Jujun Junaedi dalam ceramahnya yang selalu
menggunakan bahasa sunda. Bahasa sunda bukan hanya sebagai identitasnya semata
melainkan sebagai fasilitator dalam mensiarkan agama islam dalam bentuk
ceramah.
Kata
Kunci: Alih kode, Ceramah, K.H Jujun Junaedi.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi atau alat interaksi yang dilakukan oleh manusia dalam
hubungan bermasyarakat. Dalam ilmu sosiolinguistik bahasa tidak hanya dipahami
sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, bahasa juga sebagai bagian dari
kebudayaan masyarakat. terkait oleh bahasa sebagai budaya masyarakat itu
termasuk dalam kajian ilmu sosiolinguistik.
Jurnal
ini membahas mengenai analisis alih kode dalam ceramah K.H Jujun Junaedi ia
adalah seorang penceramah dari daerah Garut, ia sering kali berceramah dengan
menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Alih kode
merupakan peristiwa pergantian bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain atau dari
satu ragam bahasa keragam bahasa lain. Hal ini merupakan gejala individual,
bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa
penutur dalam menghadapi situsi tertentu serta adanya maksud penutur dalam
menggunakan alih kode tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah
dipaparkan
diatas, maka rumusan masalah yang diteliti pada jurnal ini adalah apa yang
dimaksud alih kodedan bagaimana Analisis Alih Kode dalam Ceramah K.H Jujun
Junaedi.
C.
Tujuan Masalah
Jurnal
yang telah dirumuskan diatas maka tujuan penelitian pada jurnal ini yaitu
Mendeskripsikan tentang Alih kode dan Analisis Alih Kode dalam Ceramah K.H
Jujun Junaedi.
D.
Penelitian yang Relevan
Penelitian
yang relevan merupakan penelitian yang teleh dilakukan sebelumnya dengan
mengangkat tema yang serupa atau hampir serupa. Penelitian ini berfungsi untuk
memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Skripsi
dengan judul “ALIH KODE : Suatu Studi Kasus”. Penelitian ini dilakukan oleh Aria
Satiani mahasiswa Jurusan Sastra Inggris di Universitas Indonesia pada tahun
1985. Tujuan penelitian
Arina adalah penelitian ini bertujuan membahas maksud yang terkandung dalam
alih kode yang dilakukan oleh dwibahasawan. Sehubung dengan itu, Arina
mengungkapkan beberapa aspek alih kode, jenis-jenis alih kode dan faktor-faktor
penyebab alih kode.
Persamaan
penelitian Aria dengan peneliti ini terletak pada persamaan teori yang
dikemukankan dalam Skripsi tersebut yang dikaji yaitumengenai kode, alih kode,
arah alih kode. Perbedaan yang dibahas jurnal ini adalah objek yang dikaji
yaitu alih kode yang terdapat dalam ceramah, namun Arina mengambil objek alih
kode studi kasus dengan metode wawancara.
E.
Kerangka Teori
Appel
mendefinisikan alih kode itu sebagai “Gejala peralihan pemakaian bahasa karena
berubahnya situasi”. Berbeda dengan Appel yang mengatakan alih kode itu terjadi
antar bahsa, maka Hymes menyatakan alih kode itu bukan hanya terjadi antara
bahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gayayang
terdapat dalam satu bahasa seperti ragam bahasa santai dan ragam resmi bahasa
Indonesia. Lengkapnya Hymes mengatakan “Code Switching has become acommon term
for alternate us of two or more language, varieties of language, or even speech
styles”.[1]
1.
Pengertian Alih Kode
Indonesia
adalah negara yang multilingual. Selain bahasa Indonesia digunakan secara nasional,
terdapat pula ratusan bahasa daerah, besar maupun kecil, yang digunakan oleh
para anggota masyarakat bahasa daerah itu untuk keperluan yang bersifat
kedaerahan. Dalam masyarakat multilingual yang mobilitas geraknya tinggi, maka
anggota-anggota masyarakat akan cenderung untuk menggunakan dua bahasa atau
lebih, baik sepenuhnya maupun sebagian, sesuai dengan kebutuhannya.
Urel
Weinrich mengartikan sebagai pemakaian dua bahasa oleh seseorang secara
bergantian sedangkan Haugen mengartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
menghasilkan tuturan yang lengkap dan bermakna dalam bahasa lain, yang bukan
bahasa ibunya. perbedaan pengartian akan konsep bilingual itu disebabkan oleh
sukarnya menentukan batas atau ukuran untuk menentukan bilingualnya seseorang.
dewasa ini banyak di ikuti konsep bahwa bilingual itu mencakup dari penguasaan
sepenuhnya atas dua bahasa sampai pengetahuan minimal akan bahasa kedua jika
konsep ini yang diikuti, maka bisa dikatakan semua anak Indonesia yang sudah
menduduki bangku sekolah adalah termasuk golongan orang yang bilingual.
Kefasihan
seseorang untuk menggunakan dua buah bahasa sangat tergantung pada adanya kesempatan
untuk menggunakan keduanya bahasa itu. Jika kesempatannyabanyak,maka
kefasihannya bertambah bahasa itu. Jika kesempatannya berkurangatau sedikit
maka kefasihan itu pun akan berkurang. Kefasihan atau kemampuan terhadap bahasa
akan memudahkan seseorang untuk secara bergantian menggunakan kedua bahasa itu.
Begitu juga kalau kesempatan menggunakan lebih dari dua buah bahasa.[2]
Alih
kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa di dalam
masyarakat dwibahasa atau masyarakat multilingual, artinya didalam masyarakat
dwibahasa atau multilingual hampir tidak mungkin seorang penutur menggunakan
satu bahasa secara mutlak murni tanpa sedikit pun memanfaatkan bahasa atau
unsur bahasa yang lain.
a.)
Alih Kode Kedwibahasaan
Alih
kode merupakan salah satu aspek dari kedwibahsaan. Oleh karena itu,sebelum membahasa
masalah alih kode, penulis terlebih dahulu akanmenjelaskan hal-hal yang
menyangkut kedwibahsaaan.Dalam buku berjudul Language, Bloom Frield mulai menyinggung
istilah dan pengertian kedwibahsaan. Aspek dari kedwibahsaan adapun kedwibahasa
menurut Bloom adalah kemampuan menguasai dua bahasa seperti penutur asli. Definisi
tersebut menujukan bahwa dwibahasa harus memiliki tingkat kemahiran yang sama
baiknya dalam dua bahasa,yaitu bahwa penutur harus dapat menggunakan kedua
bahasa itu sama baiknya.
Alih kode merupakan
fenomena bahasa yang sering terjadi dalam masyarakat yang dwibahasa atau aneka
bahasawan. Oleh karena kedua istilah itu merupakan dua hal yang saling mengisi,
maka sulit untuk dibedakan diantara keduanya, akan tetapi para ahli dapat
membedakan dua hal tersebut.
Masyarakat dwibahasawan
atau aneka bahasawan secara tidak sengaja atau tidak sengaja cenderung
menggunakan dua bahasa atau lebih dalam satu percakapan. Kecenderungan itu
diantaranya untuk mempertegas, meminta, membahas, membujuk, merayu, atau
mengklasifikasi percakapan gejala semacam ini merupakan gejala yang sangat umum
dalam masyarakat dwibahasawan.
Terdapat
orang-orang yang dapat memakai lebih dari satu bahasa, umpamanya bahasa daerah
dan bahasa indonesia. Suatu daerah atau masyarakat dimana terdapat dua bahasa
disebut daerah atau masyarakat yang dwibahasa. Orang yang dapat menggunakan
duia bahasa disebut dwibahasawan. Dalam keadaan kedwibahasaanakan sering
terdapat orang yang mengganti bahasa atau ragam bahasa, hal mana tergantung
pada keadaan atau keperluan berbahasa itu. Kejadian seperti tanpa kita memiliki
kemampuan kedwibahasa
seseorang tidak dapat beralih kode.[3]
Menurut Haugen danFismanseseorangdwibahasawantidakharusdituntutmenguasaibahasasecarasamadenganpenuturaslinya,
tetapicukupmampumengeluarkanujaran-ujaran yang dapatdipahami orang lain.
Nababanmengemukakanpendapatnyabahwakedwibahasaanadalahkebiasaanmenggunakanduabahasaataulebihdalampergaulanhidupseseorang.[4]
b.)
Kode
Kode
ada beberapa tanggapan tentang kode itu sendiri. Menurut Kridalaksana lambang
atau makna sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makro tertentu.
Bahasa manusia adalah sejenis kode:(sistem
bahasa dalam suatu masyarakat) variasi tertentu dalam suatu bahasa. Hymes mendefinisikan kode
sebagai alat komunikasi yang ciri penentunya adalah kesaling mengertian.
peserta-peserta yang terlibat dalam proses komunikasi. Menurut Poedjosodarmo kode
adalah ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, hubungan penutur dengan lawan
bicara, dan situasi tutur yang ada.
Perlu
digaris bawahi bahwa kode yang dipakai penutur disesuaikan dengan peran yang
dimainkan oleh individu didalam masyarakat. Jadi individu yang tidak sebagai
peran menentukan kode yang akan digunakan Bell
Dengan
memiliki repertoar, seseorang dapat menyesuaikan peran dengan kode. Hubungan
antara peran dan kode eratsekali. peran adalah interlokutor atau peserta (dalam
suatu interaksi verbal) yang perannya tunduk pada cara-cara berstruktur dan
berkaidah. peran seseorang tidak acak kalau cara-cara yang berfungsi sebagai
norma itu tidak dipatuhinya, ia dikatakan tidak tahu peranya. Pada kenyataannya
tidak ada individu yang hanya memainkan satu peran.[5]
c.)
Arah Alih Kode
Alih
kode adalah peralihan antara dua bahasa atau lebih dalam suatu peristiwa
percakapan atau ujaran yang sama antara dwibahasawan, maka peristiwa peralihan
pemakaian bahsa seperti itu disebut alih kode, peralihan demikian dapat melibatkan
frasa, kata, kalimat atau beberapa kalimat.
Peristiwa
alih kode dalam suatu masyarakat bahasa merupakan gejala umum, baik dalam
masyarakat yang akabahasa(monolingual) atau dalam masyarakat yang dwibahasa
atau multi bahasa. Jadi dalam masyarakat yang aka bahasa pun alih kode dapat terjadi.
Didunia ini, kata Hymes, tidak ada sesuatu
masyarakat yang “bahasanya” hanya satu, dan kalua
pun ada, bahasa itu akan terdiri dari berbagai “Forms Of
Apeech”. Apa yang
dikatakan Hymes ini senada dengan apa yang dikatakan LabovUmumnya salah satu
prinsip dasar sosiolinguistik ialah bahwa tidak ada penutur yang bergaya bahasa
tunggal. Bell mengatakan bahwa tidak ada pemakai bahasa yang merupakan
akabahasa dalam arti memiliki kode tunggal.
Bahasa
itu mempunyai variasi-variasi. Variasi-variasi bahasa ditentukan oleh faktor
waktu, faktor tempat, faktor sosiokultural, dan faktor situasi. Adapun wujud variasi itu dapat
berubah idiolek, dialek, register, maupun unda-usuk. Idiolek adalah keseluruhan
ujaran yang dimiliki penutur yang berbeda dengan tuturan orang lain. sekelompok penutur
merupakan anggotan masyarakat dari daerah tertentu. Variasi bahasa yang
sehubungan dengan daerah atau lokasi geografis tersebut dialek regional atau
geografis(misalnya bahasa sunda dialek priangan berbeda dengan bahasa berbeda
dengan bahas sunda dialek banten) sedangkan variasi yang disebabkan oleh
perbedaan kelas sosial penuturnya disebut dialek sosial sosial atau
sosiolek.Register adalah variasi bahasa yang ditandai oleh kekhususan
penggunaan, misalnya khotbah, bahasa pidato dan bahasa yang digunakan oleh
golongan yang berstatus sosial rendah.
Dalam
hubungan pemakaian bahasaa Labov
membedakan tiga jenis gaya bicara, yaitu
gaya santai, gaya baku, dan gaya membaca. Sedangkan Bell membericontoh
penggunaan bahasa dan perkembangan tingkah laku pada seseorang anak kecil. Pada
tahap perkembagan awal, anak kecil itu berada dalam domain keluarga, sehingga
ia memilki peran yang terbatas. Ia menggunakan kode-kode yang berbeda kepada
ayah ibu atau kakanya. Makin luas peran dan domain yang ia miliki, makin luas
pula anak kecil itu memiliki repertoar. Jika anak kecil menjadi dewasa, ia
tidak saja berada dalam ruangan lingkup domain keluarga, tetapi ia akan berhubungan
dengan domain-domain lainnya.[6]
d.)
Penyebab Alih Kode
Alih
kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubah situasi Apple
dalam Chaer dan Agustina berbeda dengan Appel yang mengatakan alih kode itu
terjadi antara bahasa, maka Hymesmengatakan Alihkode bukan hanya terjadi antar
bahasa, melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang
terdapat dalam satu bahasa. Dengan demikian, alih kode itu merupakan gejala
peralihan pemakaian bahasa yang terjadi karena situasi dan terjadi antar bahasa
serta antar ragam dalam satu bahasa.
Disamping
perubahan situasi, alih kode ini terjadi juga karena beberapa faktor, Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya alih kode antara lain:
a) Siapa yang berbicara
b) Dengan bahasa apa
c) Kepada siapa
d) Kapan dan
e) Dengan tujuan apa.
Dalam
berbagai kepustakaan linguistik, secara umum penyebab terjadi alih kode ialah :
a) Pembicara/penutur
b) Pendengar/ lawan tutr
c) Perubahasan situasi dengan hadir orang
ketiga
d) Perubahasa dari formal ke
informal/sebaliknya
e) Perubahasan topik pembicaraan
Suwito membedakan alih kode atas
dua macam, yakni alih kode internal dan alih kode eksternal. Alih kode internal
terjadi antar bahasa sendiri, sedangkan alih kode eksternal terjadi antara
bahasa sendiri dan bahasa asing. Dalam masalah yang dibahasa penulis termasuk
kedalam alih kode internal.[7]
F.
Hasil Analisis
Berdasarkan
sumber data dalam teks ceramah K.H Jujun Junaedi yang berjudul “Miras dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Bermasyarakat” yang disiarkan oleh TV One dalam Acara Damai Indonesiaku
yang disiarkan langsung pada tangal 24 Januari 2015 yang berlokasi di Lapangan
Otto iskandar dinata alun-alun Garut Jawa Barat.Menggunakan gaya bahasa yang
ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, hubungan penutur dengan lawan
bicara, dan situasi tutur yang ada. K.H Jujun Junaedi adalah seorang penceramah
dari tanah sunda dalam ceramah-ceramahnya ia memiliki ciri khas yaitu guyonan
dalam bahasa sunda khas dari daerahnya. Ia sebagai penutur erat sekali dengan
lawan bicaranya yang dominan sama dari Jawa Barat. Maka motivasi K.H Jujun
Junaedi menggunakan bahasa sunda itu sesuian dengan situasi tutur yang ada. Tak
pungkiri banyak kalimat-kalimat campur antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda
yang terdapat dalam ceramah K.H Jujun Junaedi.
PEMBAHASAN
A. AnalisisAlihKodeDalamPidato
Alih Kode dalam
ceramah K.H Jujun Junaedi yang berjudul “Miras
dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Bermasyarakat” yang disiarkan oleh TV One
dalam Acara Damai Indonesiaku yang disiarkan langsung pada tangal 24 Januari
2015 yang berlokasi di Lapangan Otto iskandar dinata alun-alun Garut Jawa
Barat.
Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh
Selamat
siang sampurasun orang Garut
sampurasun..
Ini
saya kebo muli pakandangan mas Agung,
jadi saya ini orang Garut jadi saya ketemu sama keluarga, itu bibi saya,
itu keponakan saya, ada nenek, kakek dan semua ada di mobil itu. saya sudah
menyimak pembicaraan kiyayi Syarief dengan lugas bicara tentang hukum dan aturan allah yang mengikat kita dan
tidak ada yang di sebut melanggar aturan allah apabila dilanggar oleh kita
perintahnya maka kita langgar larangannya kecuali membawa kecelakaan bila kita
melaksanakan semua perintahnya maka akan membawa pada keselamatan. Jadi
klunya kuncinya adalah tidak ada
perintah allah apabila kita melaksanakan akan membawa pada keselamatan dunia
dan akhirat tidak ada laranggan allah apabila kita lakukan pula kecuali akan
membawa pada kenistaan dan kesengsaraan dunia dan akhirat.
Kalau
ngomong minuman keras anda tahu apa itu minuman keras? minuman keres itu bukan
minuman yang keras!, bukan minuman teh didalam gelas!, tapi minuman yang
beralkohol yang apa bila kita meminum akan membuat kita tidak waras!, makanya
islam tegas! lugas! Jelas! melarang minuman keras! banyak orang yang lupa
bahkan bisa mati tanpa iman karna minuman keras! dia kemudian tewas!.
Tersebutlah
ulama yang cukup luas wawasannya enam puluh ribu muridnya bisa terbang kemana-mana tapi ternyata dia
ibadahnya iklas sampai malaikat pun
merasa.. merasa.. menilai orang tersebut adalah orang yang punya kwalitas amal
berkelas. Iblis datang menggoda, iblis mengatakan berpura-pura menjadi orang
yang beribadah dengan iklas dia tanpa pulas, dia tanpa hujan dan tanpa, tanpa
apa? Kemarau dia tetap melaksanakan ibadah dengan iklas. Barsiso melihat iblis
itu kemudian dia merasa ibadahnya belum tuntas dia datang pada iblis dia
belajar untuk bisa secara iklas kata iblis untuk menjadi orang iklas kata iblis
pilih persoalan ini: 1. Minum-minuman keras. 2. Berzinah. 3. Membunuh. Maka engkau insaallah menjadi orang
yang ibadah dengan iklas. Maka Barsiso datang kepada penjual minuman keras yang
punya paras indah parasnya, kemudian dia meminum minuman keras! sampai tidak
waras! akhirnya dia ganas! wanita tersebut diperkosa hingga puas! suaminya di
bunuh hingga tewas!. Aing reuwas! sabab kudu ngomong make as kabeh riweh
mikirna.
Ari
keprok tong sawareh-sawareh atel kana celi na. coba semuanaya tepuk
semuanya tepuk tangan.. ya alhamdulilllah nurut semuanya persis anak TK di
suruh-suruh nurut terus. sudah kita balik lagi ke periode yang tidak as-asan.
Perkataan yang tidak as-asan perkataan yang
lugas saja bebas. jadi, sekali lagi tidak ada larangan allah kecuali
membawa pada petaka, saya tau ini di Garut kebetulan juga banyak juga korban
oplosan. saya ngaji pak Bupati dimana-mana ditunjuk ehh, tadi pak Jujun loba.
Karena sekarangkan koran memberitakan beritanya saya bilang gak apah-apah da
orang Garut mah segalanya hebat kiyayi dari Garut, ulama dari Garut, dodol
dari Garut, batu akik dari Garut, jeruk dari Garut, domba dari Garut, yang
mabok saja di Garut banyak mabok sukses mana bukti suksesnya?! sampai tewas!.
Tapi luar biasa juga ka Pemda langsung digagas oleh Pemda Garut semua dibongkar
tuntas. Nanti saya bicara terakhir bagaimana penguasaaan mempunyai keberanian,
kalau tidak punya keberanian kata kiyayi Syarief tadi percuma, percuma sampai
kapan pun tidak akan bisa mengatur negara ini dengan baik dan yaa, dan kalau
ngomong orang yang pengetahuananya tentang minuman keras yang kurang tahu
kurang apa? Kurang bisa membedakan mana yang baik mana yang tidak. ini minuman
keras ini dawegan dilihat dari bentuknya saja sudahkan sudah yakin
dicium saja wanginya tidak enak ya sudah dari situ saja diminum pun tidak enak,
dawegan itu enak air kelapa ijo! itu enak! minum saja itu tidak akan
mabok!, ini mah malah minum-minuam keras, minuman kerasnya cap motor juga kalau
maboknya bukan damai ini saya damai Indonesia ku damai.. kita ngomong yang
baik-baik ini mah diluar sambil bersorak [mencontohkan suara motor]
ampunn.. kalau ngomong mengeritik orang mah
kaya pinter aja ehh, kalau guwe presiden pokoknya Indonesia bisa maju boro-boro
maju jalan aja gak maju-maju yang mabok mah jalanya ke depan selangkah
kebelakang dua langkah.
Ada
orang mabok subuh-subuh datang kemesjid abis begadang mabok kata imamnya
“Heh! Mau kemana kamu bau alkohol datang ke sini?!”
“Ya
mau solat atuh mam.”
“Solat
apa?”
“Ya
solat subuh atuh.”
“berapa
rakaat?”
“Tiga.”
“Heh..!
mabok luh pulang luh solat subuh tiga rakaat.”
Pulang
teh mabok ketemu sama orang normal ditanya
“heh..
mau kemana.”
“Mau
kemesjid”
“Mau
apa?”
“Solat
subuh.”
“Berapa
rakaat solat subuh.”
“Dua.”
“Balik
lagi! saya saja yang tiga rakaat diusir, apa lagi akang dua.”
Jadi
membedakan orang mabok dengan orang bodoh tuh setipis kulit ari ada orang bodoh
ditanya dia itu mendengar solat subuh makanya dia pergilah solat subuh
kebetulan imamnya hafiz kuran hafal kuran baca suratnya al-Baqarah dua rakaat
itu lama, pegel dia. Dia bergemuruh
dalam hati bergumam sett..
“Pantesan
pahalanya gede daa lamaa.”
Besoknya
dia datang lagi mau solat subuh begitu dia datang mau solat subuh nanya dulu
sama imamnya
“Mam
ini mau solat apa?”
“Subuh.”
“Dia
baca surat apa?”
“Al-Baqarah”
“Apa
artinya?”
“Sapi
betina”
“Sekarang
mau baca surat apa ?”
“Al-Fiil”
“Apa
artinya”
“Gajah”
“Maaf
mam saya tidak ingin berjamaah”
“Kenapa?”
“Baca surat sapi saja panjang apa lagi
gajah.” katanya subhanallah.
Jadi
saya pikir bukan tidak saya tentang pengetahuan masyarakat saja tentang minuman
keras ini tidak mengerti mereka juga harus tau ini minuman tidak enak ini
minuman yang enak tetapi yang paling penting tentunya mereka kadar keimanannya
yang kurang dia mikirrnya bahwa minum-minuman keras itu gaya hidup padahal
bohong! omong kosong! larangan allah tidak dilaksanakan membawa malapetaka,
kebaikan apabila kata allah ini adalah kebaikan anda lakukan maka membawa anda
kebaikan untuk dunia dan di akhirat itu saja kuncinya.
Kalimat
Alih Kode
|
Arti
Kalimat Alih Kode
|
Selamat siang sampurasun orang Garut
sampurasun.
|
Selamat
siang Halo orang Garut
Permisi. |
Ini saya kebo muli pakandangan
|
Saya kebo
Pakandangan muli memiliki arti (tempat tidur, makan, tempat tinggalnya
sendiri)
|
Aing reuwas! sabab kudu ngomong make as kabeh
riweh mikirna.
|
Saya terkejut! karena harus mengatakan pakai
kata “as”semua ribet memikirnya
|
Ari keprok tong sawareh-sawareh atel kana celi na.
|
Kalau Tepuk tangan jangan
sebagian-sebagian gatel ke gatel ketelinga.(bukan gatel yang sebenarnya
melainkan simile)
|
Saya bilang gak apah-apah da orang Garut mah segalanya
hebat.
|
Saya bilang gak apah-apah kan orang dari Garut itu segalanya hebat.
|
Simpulan
Alih kode adalah
gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubah situasi, Apple dalam Chaer dan
Agustina berbeda dengan Appel yang mengatakan alih kode itu terjadi antara
bahasa, maka Hymes mengatakan Alihkode bukan hanya terjadi antar bahasa, melainkan
juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu
bahasa. Dengan demikian, alih kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian
bahasa yang terjadi karena situasi dan terjadi antar bahasa serta antar ragam
dalam satu bahasa.
K.H Jujun
Junaedi adalah seorang penceramah dari tanah sunda dalam ceramah-ceramahnya ia
memiliki ciri khas yaitu guyonan dalam bahasa sunda khas dari daerahnya. Ia
sebagai penutur erat sekali dengan lawan bicaranya yang dominan sama dari Jawa Barat.
Maka motivasi K.H Jujun Junaedi menggunakan bahasa sunda itu sesuian dengan
situasi tutur yang ada. Tak pungkiri banyak kalimat-kalimat campur antara
Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda yang terdapat dalam ceramah K.H Jujun
Junaedi. Terdapat lima kalimat bahasa sunda yang ia pakai dalam Ceramah.
Daftar Pustaka
Chaer Abdul.2012.
Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta.
Chaer Abdul dan
Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan
Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Aslinda dan Leni
Syafyahya.2007.Pengantar Sosiolinguistik.
Bandung: Reflika Aditama.
Acmad
dan Alek Abdullah. 2012. Linguistik Umum.Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Aria Satiani. 1985.
“ALIH KODE : Suatu Studi Kasus”.
Sastra Inggris. Universitas Indonesia.
[2]Abdul
Chaer, 2012, Linguistik Umum, ( Jakarta: Rineka Cipta). hlm. 65-66
[4]Acmad dan Alek Abdullah.
2012. Linguistik Umum. (Jakarta :
Penerbit Erlangga). hlm. 163
[5]Satiani.Op.Cit. hlm. 22-23
[6]Satiani.Op.cit. hlm. 24
[7]Aslinda
dan Leni Syafyahya, 2007, Pengantar
Sosiolinguistik (Bandung: Reflika Aditama) hlm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar